BUKAN MABA LAGI
Halo!
Sudah lama tidak menulis~ I missed it.
Langsung saja, di tulisan ini gue akan membahas tentang setahun penuh merasakan perkuliahan, gimana awalan dan akhirannya (pas jadi mahasiswa tahun pertama).
Pada hari - hari awal kuliah, perasaan itu campur aduk, senang iya, degdegan+nerveous juga, takut apalagi.
Senang karena akhirnya gue telah lulus melewati salah satu tahap penting buat gue yaitu, menyelesaikan masa SMA gue, yang setelah dipikir lagi, gue pengen banget balik ke masa - masa itu. Tapi tentunya itu cuma dipikiran gue aja dong, you can't turn back time.
Degdegan dan nerveous karena gue pada akhirnya akan memasuki sebuah lembaran baru lagi dalam hidup gue yang sama sekali baru dan gue bisa dibilang gatau apa - apa, kaya bayi baru lahir...iya bayi.
Takut karena di lingkungan baru ini gue tidak yakin "am I gonna fit in?" atau "Can I do this well?" atau hal - hal yang lain masuk di pikiran gue dan dengan sengaja gue pikirkan. Percayalah bahwa salah satu cara kita bisa survive di dunia perkuliahan adalah 'blend in' tapi tentunya tidak melupakan jati diri kita sendiri. (tidak semua harus setuju, ini hanya pendapat).
Dan segudang kekhawatiran lainnya yang menghantui gue.
"Bakalan nemuin temen kayak apa ya dikuliahan?"
"Gue harus tampil seperti apa ya?"
dll.
Pada awalnya gue sangat khawatir tentang bagaimana gue nanti di perkuliahan, in a whole different world, this college things are new for me.
Terlebih lagi tempat kuliah gue sekarang, lingkungannya sangat amat berbeda dengan linkungan gue yang dulu di SMA (I mean it is different, tapi ini benar-benar beda).
Mulai dari gaya pertemanan, gaya hidup, pokok pembahasan dll deh.
Perubahan tidak selamanya buruk dan tentunya tidak selamanya baik. Depends on what kind of change and what kind of effect that affect you.
Gue pribadi merasa bahwa gue lebih hati - hati dalam segala hal ketika gue masuk bangku kuliah, mulai dari cara berbicara, berteman, emosi, semuanya deh.
Gue merasa kalau gue banyak berubah...
Gue yang ada dikuliahan bukan gue yang di SMA dulu, pertanda baik kah? atau buruk? Gue pribadi tidak bisa tau.
Yang biasanya gue moody banget, diperkuliahan gue tidak bisa seperti itu, yang biasanya gue marah - marah mulu, diperkuliahan tidak bisa seperti itu.
Hal itu gue lakukan karena gue sadar bahwa gue harus beradaptasi di lingkungan gue yang baru, its a survival thing. Sama halnya dengan tumbuhan atau hewan, ketika mereka tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, mereka 'mati' dan kita, manusia, tidak ada bedanya dengan tumbuhan dan hewan.
Tidak bisa beradaptasi dengan baik -> ketidaknyamanan -> depressing time -> dying -> 'die'.
Gue berusaha sebaik yang gue mampu agar orang lain bisa nyaman sama gue dan tidak ada kemungkinan mereka untuk tidak suka sama gue. They don't have to love me, at least they don't hate me, that's enough for me.
Awalnya gue sangat khawatir tentang 'what would happen' tapi seiring berjalannya waktu, gue beradaptasi dengan sangat baik, gue berteman dengan semua yang ada dikelas gue, sangat bersyukur.
Kelas gue, bisa dibilang sangat baik, we interact very well with each other. Throw jokes etc. Seru.
Gue merasa beruntung ditempatkan di kelas gue itu.
Selalu ada konflik dalam setiap hal, baik kecil maupun besar. Apalagi ketika menyatukan berpuluh - puluh kepala...sangat sulit.
Di perkuliahan juga gue menyadari bahwa gue tidak ingin menjadi musuh bagi siapapun dan tidak ingin memusuhi siapapun, karena gue pikir bahwa kita udah bukan anak SMA lagi yang mainannya begitu. Udah bukan waktunya menurut gue. Udah saatnya juga melihat sesuatu yang lebih besar lagi. Bukan hanya memperhatikan yang kecil, tentunya yang kecil tidak boleh terlupakan juga.
Banyak suka-duka dan drama yang gue laluin selama setahun ini.
BTW, di kuliahan gue jadi bahan cengan. Padahal pas SMA kerjaan gue ngecengin orang mulu. Hidup itu memang seperti roda, berputar.
Gue juga merasa kalau gue lebih sensitif, entah baik apa buruk yang ini sih.
Gue merasa bahwa tingkat pemahaman gue terhadap orang lain juga meningkat, mengingat setiap orang memiliki pribadi yang berbeda. Gue banyak mempelajari bagaimana berhadapan dengan orang - orang (ini sih dari dulu) semakin banyak orang yang kita temuin dalam hidup, semakin kita belajar cara mengerti orang dan melihat tidak hanya dari sudut pandang kita, tetapi juga sudut pandang mereka. Percayalah bahwa memahami orang lain, adalah hal yang melelahkan. Terlebih lagi kalau mereka tidak bisa melakukan hal yang sama, jangan terlalu berharap pada orang lain.
Satu semester berlalu, dan semuanya terlalui.
Mulai semester baru, mulai lagi bab baru, semakin lama kita bersama dengan orang (entah satu/lebih) semakin kompleks masalah yang akan dihadapi.
Waktu memberikan kita kesempatan untuk mengenal seseorang lebih baik lagi. Tapi kesempatan yang ada itu, kadang bisa menjebak.
In the end, its always like what they said "You think you knew somebody, until they surprise you!".
Waktu juga memberi kesempatan pada mereka yang ingin berubah, entah kearah yang lebih baik atau sebaliknya. Gue tidak tau takaran baik-buruk semua orang, orang itu yang akan menakarnya sendiri.
Tapi sih, menurut gue, suatu perubahan dikatakan baik apabila dapat diterima dan buruk apabila bertentangan dengan opini/prinsip/pandangan orang lain. Begitu yang gue lihat dalam circle of social life kita. Guepun begitu.
Perlu diketahui bahwa ketika seseorang berubah, maka deep down inside them ada rules yang mereka langgar, ada prinsip yang mereka terobos. Dan percayalah, terkadang perubahan itu datang seperti angin, tidak terlihat namun terasa. Dan tanpa kita sadari kita sudah berubah, seperti layaknya media sosial, kita didominasi tapi tidak mengetahui (?) (Oke, ini agak aneh, tapi gue harap kalian yang membaca, mengerti).
Flashback sedikit...
Dijaman gue SMA, gue telah merasakan apa itu yang namanya persahabatan (well, alhamdulillah gue masih sangat bersahabat baik dengan sahabat gue dari SMA), pernah juga merasakan yang namanya sakit karena pengkhianatan dan ditusuk dari belakang, I had both best and worst time in High School.
Gue pikir dikuliahan tidak ada lagi hal - hal yang sama seperti di SMA, ternyata...
beberapa remain the same. Ini sih hal pasti ya. Namanya juga manusia.
Moving forward...
Ga kerasa, hari - hari gue di tahun pertama akan segera berakhir.
Di semester ke dua, gue merasakan apa yang namanya rasa puas setelah semua kerja keras lo terbayar. Terimakasih kepada Mam Sylvia, dosen Public Relation gue.
Rasanya....sangat menyenangkan.
Tidak dapat digambarkan dengan pasti oleh kata - kata.
Sisa satu lagi project besar yang harus diselesaikan.
Dan tepat tanggal 9 kemarin, projectnya selesai.
B A H A G I A.
.
.
.
.
.
Tapi sayang...
Di waktu - waktu terakhir gue ditahun pertama, something came up.
Dan merusak semua kenangan baik yang gue punya.
Tak bersisa.
Cuma ampas - ampasnya aja.
Selain itu, semuanya hilang.
"Karena nila setitik, rusak susu sebelanga"
(Tidak akan gue bahas detailnya, karena ya tidak terlalu penting lah. Mungkin di tulisan lain atau mungkin tidak akan pernah gue tulis. Ho ho ho).
Intinya dari tulisan ini adalah...
Pada awalnya semua terlihat mengerikan, tapi katanya "Everything will be fine at the end, if its not then its not the end yet!"
Percayalah bahwa semua masalah yang ada juga pasti membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.
"Laut yang tenang, tidak akan melahirkan pelaut yang handal".
Gue berharap yang terbaik selalu untuk gue dan semuanya. Semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi di tahun berikutnya dan akan terus lebih baik seiring berjalannya waktu.
Kita semua akan bertemu lagi diwaktu dan tempat yang jauh lebih baik dibanding tempat kita berdiri sekarang! Akan ada pijakan yang jauh lebih besar untuk kita pijak nanti, yang lebih besar dan lebih kuat!.
S E M A N G A T!
Terimakasih karena sudah membaca tulisan aneh bin ajaib ini.
Sampai jumpa ditulisan berikutnya!
Salam,
ASA, xxxx
Comments
Post a Comment