Supir Konvensional vs Online
Cerita sedikit, hari ini ada demo supir taksi konvensional, mereka katanya menuntut agar kendaraan umum online itu dihentikan, karena katanya tidak sesuai dengan Undang-Undang yang ada.
Gue engga akan membahas soal undang-undang yang ada, karena pada dasarnya gue engga ngerti juga, gue cuman akan berkomentar sedikit dari sudut pandang seorang mahasiswa saja. Jangan berharap akan ada sesuatu yang kritis karena ini murni hanya pendapat semata.
Kabar lain yang gue dengar dan baca hari ini, bahwa memang benar adanya kerusuhan antara supir konvensional dan online. Singkat cerita yang gue baca adalah main cegat-cegatan katanya. Semacam balas dendam.
Sebenarnya masalah antara dua kubu ini udah cukup lama ada. Ya driver grab/gojek dipukulin lah dan akhirnya mereka balas mukulin dan lalu ricuh. Begitu terus masalahnya. Balas dendam tiada akhir.
Menuntut keadilan tapi entah apa yang harus dibikin adil.
Oke, jadi hari ini supir taksi konvensional berbondong-bondong demo di Jakarta dan bikin kemacetan, mereka menuntuk taksi yang berbasis aplikasi online untuk dihapuskan karena mereka merasa dirugikan (padahal, rejeki itu udah ada yang ngatur, apa lagi?).
Yang menyebalkan adalah, mereka dengan teganya memberhentikan taksi yang sedang mengankut penumpang dan entah kenapa lalu diserang (yang notabennya kubu mereka) ya kacanya dipecahin, bodynya dipenyokin ada aja deh pokoknya. Serem kan? Asli.
Yang bikin kesel lagi adalah, bikin macet! Udah gitu, driver grab/gojek juga tidak beroperasi, karena adanya sweeping dari grab/gojeknya juga. Alhasil kami yang biasanya naik grab/gojek untuk menuju tempat tujuan jadi bingung mau naik apa.
Naik taksi dicegat sama supir taksi lainnya - lalu diturunkan dengan paksa. Naik grab/gojek susah dapat driver karena takut diamuk sama masa supir konvensional atau dicegat oleh rekan sesama grab/gojek sendiri. Susah kan?
Yang gue denger juga, ada katanya, seorang ibu dan anaknya yang lagi naik taksi, langsung dicegat oleh supir taksi lainnya disuruh turun yang posisi mereka adalah di Tol. Apa ga sakit jiwa?
Bukan cuma taksi aja, tapi angkutan lain kayak bajaj-pun ikutan. Bisa bayangin gak? beratus-ratus gabungan taksi dan bajaj diparkir sepanjang jalan? lalu para supirnya beramai-ramai demo dan bikin rusuh.
Udah macem anak SMP/SMA alay aja, tawuran. Heran.
Menurut gue ini hal yang lucu.
Kenapa harus sampai bertindak kasar terhadap sesama manusia? (mari kita lupakan sejenak perihal konvensional dan online). Maksud gue, kita kan sesama manusia, kok bisa sih?
I know, manusia memang terkadang lebih berbahaya. Tapi, dimana akal sehat mereka? Segitu emosinya kah? Sepertinya, Iya.
Ini pemerintah juga gimana? Sudah tau ada masalah yang seperti ini, mbok ya diselesaikan toh. (Iya tau, ngomong itu gampang banget)
Kenapa tidak dibuat aturan baru? Kenapa tidak ada revisi pada aturan yang sudah ada? Gue tau dengan pasti bahwa aturan dibuat, bukan untuk dilanggar, tetapi tidak ada yang bilang bahwa peraturan tidak dapat dibengkokan. Sudah seharusnya sebuah aturan itu dibuat sesuai dengan perkembangan jaman, karena jaman itu berubah, setiap individu juga punya kebutuhan yang berbeda. Tidak ada yang pasti.
Sedikit melenceng a.k.a ga nyambung sama paragraf diatas.
Gue ingin membahas secara singkat kenapa banyak orang beralih kepada kendaraan online.
- Pastinya, dari segi harga, kendaraan yang berbasis online ini menggunakan FIXED COST. Oleh karena itu kita tidak perlu khawatir akan bayaran yang terlalu mahal.
- Lebih simple. Dibanding dengan kendaraan umum lain, kendaraan umum online ini lebih praktis! Tinggal buka aplikasi, masukin alamat, tinggal tunggu bookingannya di confirm sama driver.
- Tidak perlu menunggu lama. (Khususnya grab bike dan gojek) Engga seperti kalau naik angkot, bayangkan, berapa waktu yang bisa terbuang cuma gara-gara si angkot ngetem dulu nunggu sampe angkotnya penuh, baru jalan. Udah gitu kena macet pula. Bikin macet pula. Heran.
Itu beberapa alasan kenapa orang mungkin lebih senang menggunakan kendaraan umum online.
Mungkin beberapa faktor yang gue sebutin diatas adalah kenapa orang prefer ke kendaraan umum online.
Seriously though keberadaan kendaran online tersebut bisa dipastikan 100sekian% S A N G A T membantu kami (masyarakat) dalam hal transportasi umum.
Kalau berbicara menghilangkan kendaraan online ini, gue yakin pasti masyarakat seJakarta akan ricuh dan menuntut pemerintah agar mengembalikan kendaraan online tersebut.
Ada sebuah petisi yang tadi sempat gue baca dari change.org.
https://www.change.org/p/pengusaha-pemilik-atau-pengemudi-taksi-konvensional-berdamailah-dgn-konsumen-digital-mu?recruiter=66723556&utm_campaign=signature_receipt&utm_medium=email&utm_source=share_petition
Menurut gue, petisi tersebut berisi tulisan yang sangat bagus. Lemme copy it;
"Begitulah, kita tak bisa membendung teknologi. Ia akan hadir untuk menghancurkan bisnis yang sudah mapan, yang tak bisa beradaptasi dengan perubahan"
"Jika ingin bertahan di era digital, perusahaan/produsen harus memahami perilaku konsumen digital ini. Masuk dan bertempur di layanan berbasis aplikasi. Konsumen di era digital menyukai layanan digital yang memudahkan hidupnya."
terakhir, kutipan yang paling gue suka "Persis kata Charles Darwin, bukan yang terkuat yang akan bertahan, tetapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Intinya jangan menentang. Berdamailah dengan perubahan"
Bagus kan.
Menurut gue inti dari masalah ini adalah kecemburuan ekonomi (?) semata-mata karena persaingan mencari nafkah, memang tidak bisa disepelehkan, apalagi masalah uang.
Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.
"Nothing endures but change" - Heraclitus, seorang filsuf Yunani.
Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.
Begitupula dengan perkembangan jaman.
Maka, wahai kendaraan konvensional berdamailah dengan perubahan.
Wait, katanya, demo yang berujung kericuhan tadi itu didanai oleh perusahaan taksi tersebut itu sendiri--yang katanya, tidak tahu-menahu soal demo yang dilakukan oleh supirnya. Kejam ya. Berlindung dibalik para supirnya.
Semoga masalah ini cepat diselesaikan.
Wong katanya kita ini NKRI, Negara KESATUAN Republik Indonesia. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Jadi, mari menjadi warga negara yang mencerminkan semboyan negaranya.
Negara ini kesatuan, bukan individualis. Mari bersatu.
#RiseHumanity
**untuk lengkapnya bisa baca beritanya dikoran atau internet.

https://m.tempo.co/read/news/2016/03/22/092755832/sharing-economy-taksi-online-apakah-untungkan-bangsa
https://m.tempo.co/read/news/2016/03/22/064755893/sopir-ojek-online-dan-sopir-taksi-perang-batu-di-semanggi
Comments
Post a Comment